Entri yang Diunggulkan

Di Sebuah Ranah

Saya menamainya   ranah   atau wilayah dalam arti seluas-luasnya di mana kebenaran dipersoalkan. Kebenaran dari yang mempersoalkan adalah k...

Jumat, 27 Juli 2012

Tentang Perayaan Itu

     Suatu waktu, depan gedung sebuah Sekolah Dasar (SD) saya berjalan kaki seorang diri. Saat itu hari menunjukkan Senin pagi, telinga saya diusik oleh sebuah lagu. Nyanyian yang bagi saya masih membekaskan kesan tertentu di benak. Ya, lagu kebangsaan Indonesia Raya. Rupanya murid-murid SD itu sedang berupacara bendera pada Senin. Itu diketahui setelah saya melongok lewat pagar besi gedung sekolah. Lain waktu, saat berjalan pula dekat gedung sebuah SMA swasta di Tasikmalaya, lamat-lamat saya mendengarkan murid-murid yang secara koor menyanyikan lagu-lagu perjuangan, Maju Tak Gentar, Bangun Pemuda-Pemudi. 
     Dari dua (2)  peristiwa itu saya seakan diingatkan, bahwa upacara-upacara seperti kenaikan bendera (upacara Senin) di sekolah-sekolah masih diadakan. Jujur, dulu mungkin sampai sekarang, saya kurang begitu menyukai acara-acara seremonial seperti itu. Pun ketika harus mengikuti  upacara-upacara perayaan hari-hari besar kebangsaan Indonesia, semacam Hari Proklamasi dll. Pasalnya, dalam pikiran "sederhana" saya, acara seperti itu cuma superfisial, tidak membekaskan nilai-nilai yang sesungguhnya dalam diri saya, yang bisa dijadikan pelajaran bahkan "bekal" buat hidup dan kehidupan saya. Ya, hanya pidato dan menyanyikan sejumlah lagu.
     Tapi, setelah puluhan tahun saya tidak pernah mengikuti acara-acara seremonial itu, di dua kejadian upacara yang tak sengaja saya saksikan diam-diam dan saya tuliskan di muka, kok bisa muncul perasaan haru juga dalam diri saya. Siswa-siswa berseragam SD bertopi yang berbaris di halaman sekolah, suara murid-murid SMA menyanyikan lagu-lagu perjuangan Indonesia itu, mengusik ingatan saya hingga tiba di rumah. Apakah selama ini sikap hati dan pikiran saya kurang tepat? Apakah justru upacara-upacara seperti itu, khususnya bagi murid-murid sekolah, meski terkesan seremonial justru perlu dan penting pula. Dalam pengertian buat pembelajaran secara bersama?
     Terus dan terus berhamburan pertanyaan dalam benak saya tentang kegiatan seperti itu. Saya iseng mencari makna di balik kegiatan seremonial itu. Apakah ada motif buat  menanamkan kedisiplinan, nasionalisme, patriotisme, dll dalam seremonial seperti itu? Dan pikiran saya "mengembara"  ketika mata ini  melihat kalender.  Tak lama lagi di Jum'at 17 Agustus nanti, kita memeringati hari Proklamasi RI. Tapi, ingatan saya dimentahkan juga dihentak oleh ungkapan seorang sahabat, yakni upacara-upacara seperti itu di kita sudah lama terasa hambar. Saya tak bisa memungkirinya, sebab merasakan rasa yang serupa. Hingga ada tersiar kabar di media online sejumlah waktu lalu, bahwa buat menanamkan nasionalisme itu, pakar telematika UGM Yogya, Roy Suryo mengusulkan agar TV-TV kita sering menyiarkan lagu-lagu kebangsaan dan perjuangan.
     Apakah kita perlu kembali buat memeriahkan dalam makna seluas-luasnya hari-hari besar kebangsaan kita? Bukankah kebanyakan pada hari-hari seperti itu, ada arti buat mengenang pahlawan di sebaliknya? Tengoklah, Hari Kartini, 21 April, Hari Pahlawan 10 November. Bahkan mungkin  buat Hari Proklamasi, Hari Guru, Hari Pendidikan Nasional dll. Bukankah pula bangsa yang besar ialah bangsa yang tidak melupakan jasa-jasa para pahlawannya?
    Saya sedikit bergembira media massa baik konvensional maupun online masih suka juga mengingat tentang itu. Minimal, selalu ada esai-esai aktual dan tulisan-tulisan terselip yang muncul tentang peristiwa  yang seakan terjadwal/teragendakan itu, di samping tentu iklan-iklan ucapan selamat. Pun, ada aktivitas literasi (menulis) yang diselenggakan institusi-institusi itu, semisal perlombaan menulis berkaitan dengan hari-hari besar nasional itu, seperti yang pernah terposting di media-media sosial, maupun media online lainnya (Ari Hidayat) . 

2 komentar:

  1. Hm hm hm ..., mengingatkan aku juga upacara2 hari besar nasional kita. Untung aku aktif di kegiatan itu dan bahkan sering ikut acara2nya seperti di alun2 tasikmalaya baris berbaris langkah tegap dg memberi hormat di depan podium para pejabat daerah. rasanya sangat indah sekali. Dan banyak lagi kenangan2 indah di hari2 spt itu. Ma kasih ttg lagu2 kebangsaan? sangat mengharu birukan ampe membayangkan pencipta lagunya mendalam kecintaan atas Indonesia. Lalu kita? Kita ada di dlmnya? Pikir olangan be lah ..., tong ka bawa2 ku oknum2 vokal.

    BalasHapus