Entri yang Diunggulkan

Di Sebuah Ranah

Saya menamainya   ranah   atau wilayah dalam arti seluas-luasnya di mana kebenaran dipersoalkan. Kebenaran dari yang mempersoalkan adalah k...

Rabu, 25 Juli 2012

Metode Baru Komunikasi Politik



Komunikasi politik kini tidak hanya dilakukan lewat cara-cara konvensional seperti pertemuan langsung atau politisi berbicara kepada media massa (pers) dan pers menyampaikan kepada publik, tapi juga menggunakan cara-cara baru baik lewat saluran media massa konvensional (pers cetak dan elektronik) maupun media berbasis teknologi  internet (lewat blog dan laman/situs/website). Sering saat pesta demokrasi sebagai bagian dari aktivitas politik para kandidat menggunakan bentuk baru komunikasi politik untuk promosi diri, sosialiasasi program, dan kampanye.
            Dalam perspektif politik, komunikasi (politik) berperan sangat strategis. Sebab, kegiatan itu sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan politik terutama program-program kepada khalayak. Karena politik lebih banyak bersentuhan dengan massa (publik), maka  komunikasi politik biasanya menggunakan paradigma komunikasi massa. Komunikasi massa (Schram, 1971) dalam Wuryanto diartikan sebagai jenis komunikasi yang menggunakan media massa untuk pesan-pesan yang disampaikannya. Terdiri atas bagaian-bagian  narasumber (komunikator), media, penerima pesan (komunikan, audience). Massa berpengertian orang banyak, tapi mereka tidak harus berada di satu tempat tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar di berbagai lokasi yang pada waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memeroleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Massa di sini meliputi semua lapisan masyarakat dalam tingkat umur, pendidikan, keyakinan, dan sosial tertentu. Tentunya yang terjangkau media massa.
           Elemen-elemen komunikasi massa adalah unsur-unsur (sources), pesan (message), saluran (channel), dan penerima (receiver), serta efek (effect). Selanjutnya, Harorld D Lasswell memormulasikannya menjadi, who says what in which channel to whom and with what effect? Sedangkan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa yakni, publicly (bersifat terbuka untuk umum/publik), rapid ( dirancang untuk mencapai audiens luas dalam tempo singkat dan simultan serta dibuat secara massal), dan transient (pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk kebutuhan segera , dikonsumsi “sekali pakai”, dan bukan untuk tujuan yang permanen).
         Komunikasi massa dalam konteks politik sekarang nampaknya mengalami transformasi mendasar seiring kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Pemanfaatan produk-produk teknologi komunikasi informasi itu, seperti telepon seluler (ponsel) dan internet menjadi efektif. Kita bisa melihat saat pemilihan umum (pemilu) sampai pemilu kepala daerah (pemilukada) ada calon yang meminta dukungan via pesan singkat (SMS). Juga untuk promosi, sosialiasi, dan berkampanye lewat ponsel. Sedangkan efektivitas dan efisiensi saat pesta demokrasi dilihat dari penggunaan blog dan laman (website/situs) di internet.  Kabarnya kemenangan Presiden Amerika Serikat (AS),  Barack Obama pun salah satunya karena adanya kampanye lewat internet. Di kita pun ada pula pejabat publik dan anggota dewan yang memenfaatkan internet buat komunikasi politik mereka.
        Di luar metode komunikasi politik via internet, di kita juga (dalam media cetak, khususnya surat kabar) ada fenomena kepala daerah yang berinteraktif dengan rakyat  dalam bentuk tanya jawab - biasanya via SMS. Keadaan ini sangat bagus karena menyangkut akuntabilitas pemerintahan dan sebagai upaya pemerintah guna  menjaring informasi dari rakyat dengan setumpuk persoalan mereka. Meski lewat surat kabar, nampaknya ada kedekatan emosional antara komunikator (pejabat pemerintahan) dan audiens (rakyat). Bahkan kita bisa membaca komunikasi seperti itu terkesan bebas dengan pertanyaan-pertanyaan (kritikan) yang bisa memerahkan kuping pejabat bersangkutan.
          Pemerintah daerah (Pemda) termasuk instansi-instansi, dan lembaga-lembaganya banyak pula yang membuat website sampai membikin akun situs jejaring sosial Facebook segala. Tak hanya di kita di luar negeri pun, Presiden Iran Ahmadinejad dulu punya blog. Dalam tampilan weblog yang mulai aktif 13 Agustus 2006 itu kita bisa berkirim salam dengan sang presiden melalui shoutbox situs beralamat www.ahmadinejad.ir. Blog ini berpilihan bahasa Inggris, Perancis, dan Arab ini juga mencantumkan online polling. Polling pertama berisi mengapa AS dan Israel menyerang Lebanon ( Ari Hidayat,  sempat bergiat di Forum Diskusi Wartawan Politik (FDWP), Jakarta, 1994-1997 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar