Belasan
abad yang lampau, pada masa kejayaan Islam di Spanyol, di pintu gerbang masuk
Universitas Andalusia, tertulis kata-kata mutiara yaitu: sebuah negara yang
baik ditunjang oleh 4 aspek. Keempat aspek itu adalah keadilan para pemimpin,
kebijaksanaan kaum cendekiawan, keperkasaan orang-orang yang berani dan doa
orang-orang jujur.
Keadilan para pemimpin ditulis di muka, sebab pemimpin adalah faktor yang paling dominan dalam menentukan kebijakan
sebuah negara. Apalagi, pemimpin yang adil selalu didambakan oleh setiap
rakyat. Bukankah Allah SWT sendiri sangat mencintai pemimpin yang adil.
Bahkan, Alquran antara lain
menggambarkan keadilan itu seperti dalam QS: 16: 90. Sayangnya, pemimpin
acapkali mudah berkata, bahwa dirinya sudah memimpin dengan adil. Namun
demikian, adilnya belum bisa dirasakan oleh rakyatnya.
Dengan kata lain, orang lebih mudah
mengatakan keadilan ketimbang melaksanakannya. Memang agak sulit untuk
mendeskripsikan bagaimanakah pemimpin yang adil itu? Hanya rakyat sendiri yang
bisa merasakan tentang keadilan para pemimpinnya. Sementara itu, sudah tidak
terhitung orang yang menjadi korban dari pemimpin yang tidak adil. Termasuk di
Tanah Air kita sendiri. Tidak sedikit pula orang yang harus kehilangan nyawanya
saat memperjuangkan keadilan. Mereka mati menjadi martir (syuhada).
Banyak pemikir mengakui agak sulit untuk mendefinisikan
keadilan. Aristoteles mencoba merumuskan keadilan sebagai kelayakan dalam
tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung
ekstrem yang terlalu banyak atau sedikit. Kedua ujung itu, menyangkut dua orang atau benda. Penulis
mencoba mendefinisikan keadilan adalah keadaan di mana rakyat sebagai objek
kebijakan pemimpin sudah menerima bagiannya sesuai dengan porsi (takaran) yang
harus mereka terima. Pengertian ini, untuk membedakan dengan paham komunis
yakni sama rata, sama rasa. Selain itu,
keadilan pun merupakan harmonisasi antara menuntut hak dan melaksanakan
kewajiban.
Dalam
konteks mutakhir di Kota Tasik yang sudah sukses menyelenggarakan
pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung ini, kita berharap pemimpin
yang terpilih itu adalah seorang pemimpin yang adil. Adil pada bangsa dan
negaranya, adil pada rakyat Tasik, adil pada lingkungan alam, adil pada
keluarganya. Pemimpin seperti inilah yang kita butuhkan saat ini. Selamat
datang walikota dan wakil walikota Kota Tasik 2012 – 2017. Selamat bertugas
semoga bisa menjadi pemimpin yang adil sehingga tidak hanya dicintai oleh
rakyatnya, tapi juga oleh Allah SWT ( Ari Hidayat )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar