Tulisan yang Menggoyang Dunia
Tiap kata, kalimat dalam sebuah tulisan
mengandung makna dan kekuatan. Tulisan tidak hanya cetusan pikiran penulis,
tapi ia pun dapat membentuk pikiran bahkan memengaruhi publik. Dengan demikian, deretan kata dalam tulisan itu dapatlah
dikatakan mempunyai kekuatan. Bahkan kekuatan kata-kata dalam tulisan ini bisa
menggerakkan peristiwa-peristiwa, sehingga mengukir sejarah. Tidak sedikit
tulisan-tulisan itu dapat mengguncang dan mengubah sejarah dunia.
Demikian kuatnya pengaruh tulisan
dapatlah dipahami, sebab ia bisa dibaca oleh puluhan, ratusan bahkan ribuan
orang. Tulisan pun dapat dipelajari berulang-ulang baik saat tulisan itu
dipublikasikan maupun dalam kurun waktu yang lama setelahnya. Cetusan ide,
data, fakta, dan pertistiwa tertentu yang terungkap dalam sebuah tulisan bisa
mengejutkan orang. Ia terekam dalam benak seseorang, kemudian memengaruhi
khalayak pembacanya. Pengaruh inilah yang bisa mengubah pola pikir, sikap, dan
perilaku seseorang. Sehingga, tak heran bila tulisan itu mempunyai makna dan
kekuatan tersendiri.
Manusia memang dipengaruhi oleh
kata-kata yang didapatinya. Biasanya dalam
bertutur dan bersikap manusia merujuk dari apa yang ia rasakan, dengar,
lihat dan baca. Dengan membaca tulisan seseorang, khalayak memeroleh
pengetahuan baru. Membaca dengan segala kandungan dan falsafah yang tertuang
dalam sebuah tulisan, telah sanggup mengubah keadaan. Perubahan-perubahan
dahsyat di pentas dunia dipelopori oleh bacaan-bacaan atau tulisan –tulisan
(Lilis Nihwan S, 2005:21).
Karya tulis (tulisan) terutama yang
telah diterbitkan menjadi baikbuku
konvensional maupun e-book berupa fiksi, maupun non fiksi seperti filsafat,
ekonomi, sosial, dan budaya memiliki kekuatan untuk mendorong setidaknya
menginspirasi terjadinya arus perubahan sosial. Novel Max Havelar karya Multatuli dipercaya
telah mendorong gerakan politik etis di kalangan Hindia Belanda untuk mengubah
kebijakan politiknya terhadap warga pribumi. Hasilnya pemerintah Hindia Belanda
lebih memerhatikan pendidikan kaum pribumi dengan mendirikan sekolah-sekolah
untuk pribumi dalam lembaga penerbitan Balai Pustaka, sajak-sajak Rabendranat
Tagore dipercaya telah mendorong rakyat India terlepas dari penjajahan Inggris.
Sedangkan, Uncle Tom’s Cabin
dipercaya telah menghapus perbudakan di Amerika Utara.
Revolusi-revolusi besar di dunia selalu
didahului oleh jejak-jejak pena dari seorang penulis. Pena mereka mencetuskan
suatu ide dan cita menjadi bahan pemikiran dan pedoman dalam perjuangan.
Revolusi Prancis bergerak di bawah cahaya pikiran pikiran dan cetusan pandangan
yang diungkapkan oleh JJ Rousseu dan Montesquieu. Revolusi Amerika dibimbing
oleh Declaration of Independence (Deklarasi
Kemerdekaan) yang hingga kini dijadikan pedoman besar bangsa Amerika. Peristiwa
aktual dapat disebutkan, George Walker
Bush menginvansi Afghanistan
dan Irak serta mengancam Iran
dan Suriah karena terprovokasi oleh buku Clash
Civilization karya Samuel Huntington.
Buku-buku karya pemikir Muslim seperti
Sayid Quthub, Hasan Al Banna dan Yusuf Qardawi, juga dapat dianggap sebagai
buku yang telah mengukir sejarah. Buku-buku Hasan Al Banna menginspirasi
munculnya gerakan Ikhwanul Muslimin – akar gerakan Hizbut Tahrir yang kini
berkembang di seluruh dunia. Buku-buku Quthub
menginspirasi gerakan jihad di dunia Islam dan buku-buku Qardawi
menginpirasi gerakan pentingnya membangun masyarakat berbasis syariat.
Sejarah revolusi Indonesia pun didahului oleh
pemikiran-pemikiran Revolusioner dari Bung Karno, Bung Hatta, Sjahrir, dan Tan
Malaka. Pidato Pembelaan Bung Karno di muka pengadilan kolonial di Bandung
yakni Indonesia Menggugat, brosur
revolusioner Mencapai Indonesia Merdeka,
pidato pembelaan Bung Hatta di muka pengadilan Den Haag yang berjudul Indonesia Vrij dan buku kecilnya Ke Arah Indonesia Merdeka. Begitu pula
tulisan-tulisan Sjahrir dalam “Daulat Rakyat” tentang taktik dan strategi
perjuangan dan buku-buku Tan Malaka yang diselundupkan dari luar negeri telah
menjadi inspirasi bagi perjuangan kemerdekaan tanah air. Dapat disebut juga Surat-surat Kartini ikut memajukan
perempuan di Indonesia.
Penyair dan praktisi pers, Ahmadun
Yosi Herfanda dalam sebuah tulisannya mengungkapkan ciri-ciri buku yang
menginspirasi terjadinya arus perubahan sosial dan mengukir sejarah adalah
isinya tebal, konseptual, visioner, dan mendasar. Ketebalan ini dapat
dimengerti sebab, buku-buku itu ditulis dengan pemikiran yang matang. Isinya
pun tidak sekadar mengungkapkan isu dan
sensasi permukaan, tanpa kedalaman dan keberanian menawarkan tesis baru yang
mampu mengubah opini publik (Ari
Hidayat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar