Entri yang Diunggulkan

Di Sebuah Ranah

Saya menamainya   ranah   atau wilayah dalam arti seluas-luasnya di mana kebenaran dipersoalkan. Kebenaran dari yang mempersoalkan adalah k...

Rabu, 22 Februari 2012

Tentang Jurnalistik (1)


          Tentang Jurnalistik (1)

          Saat saya mengikuti pendidikan wartawan di Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerbitan, Yogya (LP3Y), Redaktur Daerah kami, Khaerudin Zaman berkunjung ke Yogya. Kami peserta pendidikan dari HU Jayakarta bertemu di sebuah hotel di kota pelajar itu. Dalam pertemuan itu, satu yang masih saya ingat dari beliau adalah “petuahnya”, yakni meski sulit ketika menulis berita diupayakan  dari satu paragraf ke paragraf lain dimulai dengan kata yang baru bahkan huruf awal kata dalam  alinea baru itu berbeda dari alinea sebelumnya.
          Menulis berita pada dasarnya adalah menyusun kata-kata menjadi paragraf demi paragraf . Rangkaian alinea itu dibuat dengan prinsip piramida terbalik. Penyusunan  data dan fakta dari yang penting diakhiri dengan  paragraf yang kurang penting. Hingga memudahkan redaktur  dalam menyesuaikan kolom atau karena keterbatasan kolom hingga paragraf-paragraf  akhir itu bisa dihapus.
          Bahasa media memiliki karakteristik sendiri dan termasuk laras jurnalistik. Jenis  bahasa ini sejatinya singkat, padat, lugas dan jelas hingga mudah dipahami oleh khalayak pembacanya. Kalimat-kalimatnya  ekonomis dan menarik untuk dibaca. Begitu pula penyusunan kata-kata menjadi sebuah berita itu sejatinya tidak menjemukan bagi pembacanya.
         Untuk itu, seperti yang diungkapkan Khaerudin Zaman buatlah paragraf demi paragraf itu  dengan kata dan huruf yang berbeda agar berita itu menjadi nikmat saat dibaca. Kalaupun sulit dan beritanya lumayan panjang minimal setelah dua atau tiga alinea baru bisa menggunakan kata atau huruf yang sama dengan paragraf sebelumnya itu.
         Tak hanya itu,  penulisan kata-kata yang terlampau sering lebih baik dipakai padanan katanya bila memungkinkan. Penyebutan nama figure (who) dalam berita selanjutnya bisa dituliskan dengan sesuatu yang melekat pada sosoknya. Misalnya, jabatan lain dari seorang publik figure itu, karya-karyanya, prestasinya dll. Hingga pembaca pun lebih lengkap pengetahuannya di samping beritanya lebih nyaman dibaca (Ari Hidayat)      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar